makan pesantren cita rasa hotel
Di minggu ini, akan
saya ceritakan kepada bagian dari dunia mengenai beberapa makanan yang di masak
di pondok pesantren saya.
Tidakkah teman-teman
penasaran ketika membaca judul ? apa tidak terlalu berlebihan disana di sebutkan bahwa di pondok pesantren saya cita rasa makanan yang di masak di dapurnya
memiliki cita rasa hotel ? hmm, tentu saja jawabannya tidak.
Sebelum saya jelaskan
bagaimana makanan yang ada di ABS (‘Aisyiyah Boarding School), biarkan saya
mengenalkan sedikit profil cheff ABS. Cheff yang dimaksudkan ialah bapak Yudi. Beliau
sempat beberapa kali menjadi cheff di kapal pesiar, lalu beralih menjadi executive cheff di beberapa hotel
berbintang hingga saat ini. Jadi, selain memasak di ABS beliau juga
menyempatkan waktu untuk mengarahkan juru masak di beberapa hotel. Ini menjadi
salah satu alasan (saya pikir) tulisan ini diberi judul tersebut. Karena sesungguhnya yang menyarankan judul ini adalah guru favorit saya saat ini 😊
Karena cukup terbebani
team 1 minggu 1 cerita untuk menulis mengenai kuliner/masakan favorit. Cukup rumit ya menulis
mengenai kuliner/masakan favorit, dengan keinginan agar tulisan yang saya ciptakan berbeda dari
yang lainnya. Jadi saya memutuskan untuk menulis beberapa kuliner utama yang
ada di ABS.
Menurut cheff Yudi, ada
4 menu yang sangat diutamakan di ABS. mengapa ? karena dilihat dari harganya 4
menu ini cukup menguras dompet kita. Hihihhih. Alasan lainnya ialah beberapa darinya bukan menu Indonesia, kalaupun menu Indonesia pasti menu yang di fariasikan berbagai daerah 😉
1. Spaghetti yang baru-baru ini kembali dimasak oleh cheff Yudi dan
timnya untuk sarapan Santriwati, dimasak tidak menggunakan saus bolognaise dan
semacamnya. Melainkan cheff Yudi mengganti sausnya dengan saus susu. Hmm cara
memasaknya pun tidak semabarangan. Susu yang digunakan adalah susu UHT,
menggunakan carbonara cheese. Tidak hanya
itu, spaghetti ini dipariasikan
dengan tambahan potongan sosis dan makaroni. Satu hal lagi, meskipun Spaghetti ini menggunakan susu, tapi
rasanya tidak 'nek' karena tidak
menggunakan tepung.😋
2. Steam boat. Jenis makanan yang juga bukan dari Indonesia. steam boat yang di buat oleh cheff Yudi
dan timnya ini dipariasikan dengan kuah tom
yam.
3. Bulgogi. Pak Yudi
membuat bulgogi yang difariasikan dengan fermentasi tahu selama berhari-hari
alias kimchi wihh, makan ala-ala
korea gitu deh hihihihi.
4. Ayam Betutu. Seperti
yang pembaca ketahui, ayam betutu merupakan masakan khas Bali, namun dalam
memasak ini cheff Yudi merubah beberapa bumbunya, diantaranya seperti :
a.
Menggunakan sereh, untuk menghilangkan bau pada daging ayam
b.
Gula. Termasuk bumbu yang tidak biasanya
digunakan oleh orang lokal Bali. Gula ini juga berfungsi sebagai pengganti
mecin, karena pak Yudi sangat-sangat menghindari mecin dalam masakannya.
c.
Kecap Inggris.
d.
Saus Tiram.
Memang kurang mendetail
sih, saya juga kesulitan untuk menampilkan foto makanannya karena sehari-hari
tidak mengenggam handphone. Tapi saya
pastikan akan saya tambahkan beberapa photo makanannya di lain waktu. Berikut ini,
saya jelaskan sedikit teknik cheff Yudi dalam memilah bahan masakannya untuk
para santriwatinya yang sangat beliau banggakan hihihi.
😝 😋 😝 😋
“Makanan bisa menjadi kehidupan, juga bisa
menjadi kematian” sebuah perkataan pak Yudi yang saya turut kutipkan dalam
tulisan ini merupakan salah satu alasan mengapa beliau begitu hati-hati dalam
memilah bumbu-bumbu untuk masakannya. Seoerti Cabe merah, yang sangat sering di
gunakan Pak Yudi dalam masakannya dikarenakan, dalam cabe merah terdapat vitamin
C yang lebih tinggi dibandingkan jeruk. Juga merupakan rempah-rempah pencegah
radang.
Sebagai penutupan, ada
sebuah filosofi yang pak Yudi terapkan ketika memasak. “Setiap yang bernyawa
pasti punya rasa” tinggal pembaca tafsirkan dengan analisis pembaca kearahmana
filosofi ini akan diartikan.
Terimakasih, salam
perindu masakan rumah dan masakan asrama.
Komentar