Super camp X Super task

Tepat satu bulan yang lalu....

Setelah sekian lamanya bermimpi ingin berkereta hingga ke Jogja, kembali merasakan ramainya jalanan Malioboro, indah lampu jalanannya, juga senangnya menaiki becak di malam hari. akhirnya mimpi-mimpi kecil yang sering kali menggangguku terkabul juga!
Aku berangkat ke Jogja kurang lebih sebulan yang lalu, bukan semena-mena untuk berlibur. melainkan ikut dalam kegiatan tahunan sekolah (SUPERCAMP). bukankah hal yang luar biasa? aku sangat senang, akhirnya aku bisa kembali ke Jogja setelah tujuh tahun yang lalu terakhir kali aku ke sana. apalagi segala fasilitas pemberangkatan disediakan dengan baik oleh sekolah, hanya perihal hal-hal sepele seperti kebutuhan sehari-hari saja kami –para murid– penuhi sendiri.
Moodku sangat baik sepanjang perjalanan ke sana. sejak awal aku tahu bahwa kemudahan yang aku dapatkan untuk berkunjung ke Jogja pastilah ada konsekuensinya. tapi aku tidak pernah tahu bahwa konsekuesi itu akan mengganggu kenyamananku selama aku berada di Jogja

Perjalanan lancar, tempat duduk selama di keretapun tidak begitu masalah buatku, meski tepat disebelahku adalah bapak-bapak dan terkadang aku sempat merasa risih, tapi hal itu tertutupi dengan teman-teman dekatku yang ternyata duduk berhadapan denganku atau disebelah kiriku.

Selama semalam menempuh perjalanan dengan kereta, akhirnya kami sampai di Jogja. kami sempatkan untuk melaksanakan shalat shubuh di Masjid Gedhe Kauman, yang tak jauh dari penginapan yang akan kami tempati –kami sengaja tak langsung ke penginapan karena khawatir akan mengganggu penghuni yang lain, karena waktu kedatangan kami masih terlalu pagi untuk bertamu.

Hari Pertama
Pembukaan diisi dengan ceramah dan pemaparan singkat dari ibunda Pimpinan Pusat 'Aisyiyah. hingga menjelang siang, kami berinisiatif untuk mencari makan siang, aku percayakan makan siang kelompokku pada salah satu anggota yang mengajukan dirinya untuk mencari makan sekalian berkeliling, berhubungan dirinya sedang berhalangan untuk shalat jadi bisa sedikit lebih leluasa.
masalah perubahan moodku belum banyak berubah saat itu, selain karena cuaca yang panas.
Moodku justru memburuk dan terus memburuk setelah makan siang, aku tak pernah menduga jika tugas yang diberikan akan sesulit ini –barangkali inilah konsekuensinya. sebenarnya tugas yang diberikan tidak sulit, sangat mudah dan aku sudah sangat terbiasa untuk melakukannya.
Beban bagiku adalah ketika tugas wawancara ini diberikan, jumlah minimum orang yang harus di wawancara cukup menyulitkan dan terlalu menekan. setiap kelompok harus mewawancara 10 orang per setiap pertanyaan dan kegiatan. jika kegiatan itu ada lima, berarti kami harus mewawancara sekurang-kurangnya 50 orang. belum lagi ada dua agenda yang dijalankan siang itu. aku tahu, isinya hanya keluhan.
kami diberi kebebasan untuk pergi kemanapun, selama berkelompok demi menuntaskan tugas siang hari itu. aku sebenarnya sudah sangat kelelahan. terutama cuaca Jogja yang–menurut kabar berita–sedang panas-panasnya, menambah semangat semakin turun drastis ketika akhirnya orang-orang yang kami wawancarai tidak menjawab serius pertanyaan kami. hanya membuang-buang waktu akhirnya.
Aku memutuskan mengubah haluan kelompokku menuju penginapan, tidak berkeliling lagi sekitar keraton dan sekitarnya. Aku memutuskan untuk mewawancarai kerabatku yang tinggal di Jogja melalui alat komunikasi handphone beserta media sosialnya. curang? aku rasa tidak, karena intruksi yang diberikan hanya datangi iconic Jogjakarta dan tempat bersejarahnya kemudian wawancarai orang-orang terkait hal tersebut.
Kelompok yang lain belum kembali ke penginapan. hanya beberapa orang saja yang tinggal di kamarnya, mungkin mereka mengambil keputusan pribadi untuk segera beristirahat. aku leluasa berkomunikasi dengan kerabat yang tinggal di Jogja melalui smartphoneku, sekalian mewawancari mereka terkait tugas ini.
sampai menjelang isya' ternyata teman-temanku yang lain sangat menikmati tugas sambil berkelilingnya, terlihat dari photo yang mereka bagikan di grup chat sekolah. membuat moodku semakin rusak saja. Tapi semangatku cukup dibakar kembali dengan nobar film "Sang Pencerah" di aula penginapan. Pembekalan untuk kegiatan esok hari katanya.

Hari Kedua.
Aku berharap lebih di hari ini, semoga hal baik menyertaiku. pagi sekali mencari sarapan ditemani salah satu anggotaku, dari saran yang diberikan seorang kerabat bahwa aku bisa mencari makanan dengan harga yang amat bersahabat bagi kami yang benar-benar menghemat uang– disekitar asrama ponpes Mu'allimat. banyak yang berdagang disana katanya. dan tidak mengecewakanjuga rupanya.
Aku hampir terlambat untuk berkumpul bersama yang lain di halaman depan penginapan untuk melanjutkan kegiatan berikutnya. tapi aku lolos! termasuk rombongan pertama berjalan menuju Pendopo –awal berlangsungnya kegiatan kedua.
Kami menerima jamuan hangat dari orang-orang pendopo itu, mereka rupanya tour guide yang akan mengajak kami mengelilingi tempat-tempat bersejarah di Kampung Kauman. Termasuk menggali  sejarah perjalanan terbentuknya organisasi Muhammadiyah dan 'Aisyiyah.
Semangat dan moodku kembali rusak, tidak hanya berkeliling dan mendengarkan sang tour guide memaparkan sejarah saja. fokus kami dipaksa dibagi, iyapun kami kerja secara berkelompok, namun tetap saja dengan keterbatasan media yang kami miliki dan arahan dariku selaku ketua kelompok. fokus kami terbagi. pertama, untuk mendengarkan sang tour guide menyampaikan penjelasannya mengenai sejarah-sejarah. kedua, untuk mendokumentasikan dengan bentuk foto. ketiga, untuk mengambil gambar berupa video sebagai bahan untuk kemudian dibuat menjadi video. keempat, untuk tidak lupa menscan sebuah QR code karena berisi tugas lainnya yang harus dikerjakan. kelima, melakukan/mencari jawaban atas apa yang diperintahkan melalui QR code tersebut. tuntaslah kepayahan kami dengan ketidak fokus-an santriwati terhadap tugas yang dilaluinya. Terutama aku yang mengerjakan sebagian besar tugas memerlukan mood yang bagus agar semuanya berjalan lancar.
Dengan moodku yang hancur dihari itu, aku hanya melalui tour tanpa berusaha keras agar melakukan apa yang diintruksikan. aku sudah besar, tahu dengan baik apa yang harus kulakukan, jika tidakpun aku tahu apa konsekuensinya. -sekian dan terimakasih- ehehehe

Hari Ketiga.
it's like a joke if I said "sekian dan terimakasih" before, because I still have a day to telling out on this topic.
Yups, hari ini rasa-rasanya moodku membaik meski tetap mendapat sdikit kekecewaan–karena tidak bisa mengunjungi kampus yang kuinginkan. tapi mood luar biasa baik ini dikarenakan apa yang terjadi kemarin sore hingga malamnya(remind me to tell it next time).
Agenda di hari terakhir ini adalah mengunjungi dua kampus besar milik Muhammadiyah. yakni, Universitas Ahmad Dahlan dan Universitas 'Aisyiyah. keduanya berjauhan, kami menempuhnya menggunakan aplikasi kendaraan online. Syukurlah, tugas yang sebelumnya dipaparkan tak sepenuhnya kami jalani pada akhirnya. hanya karena kami benar-benar datang untuk mendengarkan pemaparan dari staff universitas mengenai kampus tersebut, dan kemudian berkeliling-keliling. tidak sepenuhnya kami lalaikan, karena pada akhirnya kami tetap diberikan waktu luang untuk bebas berkeliling kampus–mewawancarai mahasiswa disana tentunya. aku sudah sangat lelah sebenarnya. namun boleh dibilang jujur, bahwa tugas wawancara di sore itu adalah tugas yang paling kukerjakan dengan baik, paling sedikit keluhan karena kelelahan saja.

well, kegiatan Supercamp ditahun sebelumnya pun kurang lebih sama, aku banyak mengeluhkan soal kegiatan dengan tugas yang bertumpuk. tapi lainnya di tahun ini adalah aku lebih terbuka akan gambaran keseharian kami di lokasi kegiatan, bisa dibilang buruknya aku mulai berani mengabaikan beberapa tugas.

sekian dan terimakasih
it's the real closing and gratitude. no joke anymore. hehe
I wish I do my story well. 
see ya!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MARKET DAY 'AISYIYAH BOARDING SCHOOL BANDUNG

Road to save citarum (middle position)

Perenungan Cinta dari Perjalanan Rasa karya Fahd Pahdepie