Muslimah berpolitik chap.II

-
Halimah Yacob has become the first female and first Malay president in 47th years after Yusuf Ishak in 1960. Childhood Halimat isn't easy, she should help her mother selling Nasi Padang. She lives with her mother and four siblings, she was the youngest of five children. Her father has died when Halimah just eight years old. despite much difficult time, but Halimah instead has some brilliant precipitation. Become a president is not easy for Halimah, she not directly elected by the public, but the only one of three candidates to receive a certificate of eligibility.

https://i.pinimg.com/564x/cd/7c/e9/cd7ce90a6b1d1ec71f24fefd8bcf1063.jpg
source
Halimah becomes the spotlight of the world for being the leader of Merlion country. She was born August 23, 1954.
She entered the politics at the urging of the Prime Minister in 2001 and ten years later, she becomes a Minister of Community Development, youth and sports.
read more


Ahed Tamimi 16th years old girl with curly hair and blue eyes makes she easy to spot. Ahed got no less great than another woman who plunged into politic, Ahed shows her courage by brandishing her fist to the Israel army. she had been followed many peaceful protests that ended by confrontation by using catapult and stones since she was 9th years old.
in 13th years old she got "Handala Courage Award" from Turkey because of her courage action. Ahed becomes a symbol of resistance to colonialism of new century and unresolved atrocity of Israel. Her resistance is politically meaningful.

Standing up for peace ~ A Palestinian girl in a shirt decorated with the word 'love' & a peace sign faces off with Israeli soldiers during a Nov. 4, 2012 protest against the expansion of the nearby Jewish settlement of Halamish, in the West Bank village of Nabi Saleh.
source

Source : Suara Muhammadiyah 02/103 | 16/13 Januari 2018

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

MARKET DAY 'AISYIYAH BOARDING SCHOOL BANDUNG

-
Gambar
Bosan dengan cerita supercamp yang belum ditemui juga titik selesainya, kita beralih dulu ke cerita market day . Masih kegiatan tahunan sekolah, namun panitia pelaksananya dari PR IPM (Pimpinan Ranting Ikatan Pelajar Muhammadiyah) ‘ABS Bandung bidang Kewirausahaan.             Pagi sekali aku terbangun. Sebabnya adalah karena itu merupakan kedua kalinya aku dibangunkan oleh adik kelas. Muak mendengarkan mereka yang memanggil-manggil namaku turut memaksa agar aku keluar dari alam mimpi disertai tarik menarik kaki dan selimut yang membuatku menyerah pada perbatasan antar dua dunia. Mimpi dan kenyataan.             Bangun. Melipat selimut. Kemudian tidak tahu harus apa, mandi kah ? rasanya aku harus menghargai usaha anggota kelompok market day yang sudah bersusah payah membangukanku. Keputusanpun dibuat. Mencari anggota kelompokku dari kamar kekamar rupanya tidak ada satupun, bahkan ditoilet yang pada jam itu baru satu dua orang yang memakai toiletnya pun tidak ada yang menjawab bahw
Baca lebih banyak !!!

Perenungan Cinta dari Perjalanan Rasa karya Fahd Pahdepie

-
Aku baru saja membaca buku perjalanan Rasa karangan Fahd Pahdepie. baru saja membaca pengantarnya, aku sudah mendapat inspirasi untuk menulis. Pengantar yang diberi judul "Sudah Sampai Mana Perjalanan Rasa?" ini menceritakan kembali konsep cinta dari seorang Rabi bernama Abraham Twerski yakni "The Fish Love" singkatnya, mengenai percakapan antara seorang pemuda yang menyatakan cintanya pada ikan(fish love) pada saat ia sedang memakan ikan yang ditangkapnya dari sungai dan orang tua bijaksana yang menyergah pengakuannya mengenai cinta ikan dengan menyatakan bahwa yang dilakukan seorang pemuda itu hanyalah mencintai dirinya sendiri dibanding mencintai ikan itu. orang tua bijaksana itu mengatakan bahwa jika ia mencintai ikan itu, ia tidak akan memisahkannya dengan habitatnya, memburu ikan itu, membunuhnya, membakarnya, membuat dirinya kenyang dengan mengobarkan nyawanya. orang tua bijaksana melanjutkan penjelasannya bahwa tak ada ikan dalam hidupnya, tetapi keinginan
Baca lebih banyak !!!

dear

-
Dear paper who always on whenever I needed places to pull out the sadness madness happiness disappointed and all of my feeling I deserved Dear Pen who always ready to help whenever I needed to express my emotion. Najla B Khansa Bandung, 20 Februari 2018
Baca lebih banyak !!!